October 26, 2014

My Culinary Journey. (1)

Gue bingung mau kasih judul apa tiap ada postingan tentang tempat makan yang gue datangi, akhirnya gue pilih begitu aja daripada ribet. Hahaha! Baiklah, gue dulu, dulu banget kalo gak salah, janji bakalan posting soal tempat makan yang menurut gue patut buat direkomendasikan. Cuma, rasa malas mengalahkan segalanya seperti biasa. :))

Janji adalah janji bukan? Meskipun telat, gue tepatin satu per satu deh. Nah ini mau ngepost tentang salah satu langganan gue dari kecil, bahkan dari sewaktu bapak gue masih kecil dulu. Warung ini namanya warung nasi Wak Nganten. Gak ada plakat resmi ataupun spanduk yang menunjukkan tentang nama sih. Cuma dari gue kecil, gue tahunya namanya begitu dari emak gue, yang notabenenya adalah nenek gue dari pihak bapak.

Warung ini terletak di Jalan Raya Simo, atau lebih tepatnya sebelum masuk ke dalam Pasar Simo dari arah Tanjung Sari atau Simo Jawar, Surabaya Barat. Gue bisa dibilang reviewer yang gagal, karena gue gak bisa menggambarkan tepatnya bagaimana jalan menuju lokasi. Yang gue tahu, warungnya warna hijau, berpagar, dan warung terakhir sebelum masuk ke Pasar Simo bagian dalam. Dengan kata lain, warung ini terletak dipinggir jalan.

Awas jangan keliru, ada 2 warung sebelum masuk ke Pasar Simo bagian dalam. Nah warung yang gue maksud yang warna hijau dan warung terakhir. Warung yang sebelumnya kurang begitu enak masakannya, for my taste. Meskipun didaerah Pasar Simo, jujur, warung ini termasuk bersih dan terawat. Bebas dari bau gak enak pasar yang biasanya bisa dicium kalo kita makan didaerah pasar. Gue makan disana pun nyaman, tanpa pernah komplain tentang kebersihan. Apa aja menunya?

Disana ada Bali Daging, Nasi Campur, Rawon Daging Sapi, Osek, dll. Semua pernah gue coba pastinya, dagingnya empuk banget. Harganya Rp 14.000,- satu porsinya. Untuk banyak atau enggaknya porsi, buat gue, porsinya gak manusiawi. Gak manusiawi gimana maksud lo? Nasinya terlalu sedikit, karena setiap disana, gue selalu habis 2 piring nasi. Buat keluarga gue juga sih, makanya kita suka akalin setiap beli itu selalu bungkus. Jadi nanti bisa nambah nasi sepuasnya di rumah. :))

Sebenarnya gak sedikit banget sih, porsi warung pada normalnya. Cuma karena porsi warung normal belum ada standard bakunya, gue jadi bingung gimana neranginnya. Hahaha! Selain trik dibawa pulang, gue ada trik satu lagi. Ketika lo lapar banget, dirumah gak ada nasi, lo bilang sama ibu penjualnya gini "Bu, beli nasi Campur 2 ya", dan jangan bilang "Bu, beli nasi Campur 1 tapi nasinya porsi double." Kenapa gitu? Gue pernah tertipu, bukan sih, lebih tepatnya mungkin diakalin sama penjualnya.

Jadi 1 porsi yang dibungkus, lauknya bisa buat makan 2x, seriously. Gue waktu itu berpikir kalo nasinya aja yang ditambah jadi 2 piring, lauknya porsi 1 piring, eh ternyata dihitung harga sama dengan 2 porsi yang dibungkus. Rugi dong gue, lauknya cuma 1 porsi, harga dihitung sama dengan lauk 2 porsi. Sejak itu gue sudah tahu apa yang harus gue lakuin. Hihihi :P

Dan iya, disini penjualnya gak pernah mengijinkan cuma beli lauk doang, entah kenapa. Kok gue tahu? Gue sudah pernah mencoba, sodara gue juga, dan gak berhasil. Gue berhasil sih 1x, karena waktu itu ada kejadian yang bakalan panjang kalo dijelaskan. Jam buka warungnya dari pagi jam 06.00 WIB-17.00 WIB. Harga es teh segelas Rp 3.000,-.

Soal rasa, buat gue, keluarga gue, dan mantan gue yang pernah gue ajakin kesana sih enak banget. Gak kalah deh sama Pecel dan Rawon Pucang yang lumayan famous itu. Ini enaknya dekat sama rumah gue, dan jam buka manusiawi. Kalo Pecel dan Rawon Pucang kan bukanya kadang malam banget, dan jauh dari rumah gue. Tips lagi deh, kalo bungkus pagi dan mau dimakan buat malam bisa. Asal bilang sama ibunya antara lauk dan nasi dipisah.

Sekian laporan tentang tempat makan yang gue singgahi, alah singgahi. Kalo ada pertanyaan, you know where to go. Di bagian profile ada semua social media gue buat bertanya. ;)


Some photographs by me.


 Ini bagian depan warungnya tapi yang didalam. Disini bisa milih mau pesen lauk apa.



Nah ini porsinya kalo dibungkus, gue suka nambah nasi sepiring lagi kalo dirumah. Hahaha!



Nah ini bagian display table yang tadi kalo difoto dari luar, bersih kan? :)



Setelahnya pintu itu ada ruangan buat makan lagi, yang males bising suara kendaraan dan pedagang pasar.



Ini tempat parkir motor yang disediakan sama pemilik warung.

No comments:

Post a Comment