October 6, 2014

Tak Pernah Kau Alpa.

Setiap hari aku jatuh cinta dengan orang yang sama.
Orang yang sampai sekarang otakku sendiri menolak untuk lupa.
Adalah dia. Bukan lagi bocah, remaja, tapi juga belum bisa disebut pria dewasa.
Meski aku tak pernah tak mencintainya, dimataku pun ia bukan sosok sempurna.
Masih ada cela disana-sininya, namun buatku itu bukan apa-apa.
Aku tahu gunanya celah itu dibiarkan tetap ada, agar aku bisa melengkapinya.

Kita memang tak lagi berdua, tapi bukan berarti kita tak boleh untuk sama-sama mencicipi bahagia.
Bahagiaku dengan bahagiamu sungguhlah berbeda.
Bahagiaku cukup ketika melihat kamu berbincang-bincang dengan temanmu disana, meski hanya lewat sosial media.
Aku tak tahu bahagiamu sekarang seperti apa, semoga aku masih menjadi alasannya.

Syukurnya, jarak yang ada tak pernah mengalpakan namamu didalam doa.
Untuk saat ini setidaknya. Untuk nanti, jangan ditanya.
Jika akulah yang memang diijinkan untuk menggenapkan ganjilmu, Tuhan pasti sudah memikirkan masak-masak semuanya.
Jika bukan, sedih pastilah ada, namun kau dan aku pastinya tahu jika Tuhan Maha Segala.



*
Jadi, gue tiba-tiba lagi pengen romantis. Bukan galau, cuma lagi kangen banget aja. Daripada gue nyampah di Timeline, mending gue posting di blog deh. Rindu ini bagaimana cara menenangkannya? Melihat foto dan celotehmu di sosial media tak pernah cukup baginya. Kemaruk memang, terlalu rakus dan tak bisa dikendalikan. Namun tenang, ia tahu sendiri apa yang harus dilakukan. Tetap merindu tanpa mengganggu ketenangan. :)

Ealah mbuh deh, kangen kok terus. Yo lek sing dikangeni kangen balik, lha lek nggak? Kan melas! *Bisa ditranslate menggunakan Google Translate*

No comments:

Post a Comment