October 14, 2014

Unforgetable Adventure. (4)

Perjalanan gue kali ini bukan perjalanan biasa, perjalanan ke kota sebelah yang bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 60 menit lewat jalan tol. Diawali dengan gue harus bangun pagi, dan mau gak mau harus langsung mandi. Tujuan gue yang bikin kali ini jadi perjalanan yang berbeda. Mau kemana gue? Baca terus sampai habis, karena mungkin baru kali ini gue posting dengan bahasan yang agak berat.

Kenapa gue bilang agak berat? Mungkin banyak pelajaran hidup yang bisa kalian ambil dalam perjalanan gue kali ini. Yang membuat lo lebih bersyukur menjalani hidup, yang mungkin bakalan membuat lo berpikir bahwa apa yang lo alami sekarang bukanlah apa-apa dibanding dengan orang-orang yang ada di tempat yang mau gue kunjungi ini. Dan juga mungkin membuat lo berpikir lebih dari sekali ketika lo mau melakukan suatu kesalahan.

Mau kemana sih? Daritadi kok gak kasih tau mau kemananya??
Mau tahu gue kemana dan ngapain aja? Jangan bawel dan jadilah pembaca yang baik! :)

Gue sampai di tempat tujuan gue, Rumah Tahanan kelas 1 di Surabaya, Medaeng. Gue kesana besuk salah satu orang yang gue sayang. Kenapa dia bisa masuk sana? Terus dia siapanya lo? Biar semua pertanyaan itu gue jawab dalam hati. Bukan, ini bukan aib buat gue buat share cerita ini di blog. Buat gue ini pembelajaran yang baik buat gue maupun yang nanti baca.

Awalnya kita isi formulir di pintu paling depan, nunggu giliran buat nomor kita dipanggil sama operator lalu maju buat sidik jari dan foto. Setelah itu, kita melewati pintu pertama penjagaan dan pemeriksaan. Setelahnya, kita melewati pintu kedua penjagaan. Setiap orang yang masuk diberi stempel macam kita masuk suatu tempat wisata. Gue gak hanya sekali main ke penjara, sudah 2x ini. Yang pertama penjara kecil, ini penjara pusat yang pastinya beda banget. Kesan gue? Gue takut buat jalan duluan, karena waktu itu semua tahanan dilepaskan dari selnya. Dan akhirnya sampailah kita di Aula Utama. Tempat dimana semua pembesuk maupun napi yang dibesuk kumpul jadi satu.

Akhirnya gue ketemu yang harus gue temuin, kita ngobrol banyak hal. Kebiasaan gue adalah ketika gue dimanapun, gue selalu suka melihat apa yang terjadi disekitar gue. Ini yang bikin gue mau nangis disana, seriously. Banyak anak muda dibawah gue yang sudah jadi tahanan, baik dari kasus pencurian sampai narkoba. Banyak orang yang sudah tua dan harusnya hidup mereka bukan di penjara, melainkan santai-santai di rumah dan main sama anak cucu mereka.

Disana lo bisa lihat, begitu banyak keluarga atau individu yang bisa menerima dan memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mereka sayang. Lo bisa lihat anak kecil yang lama gak ketemu orang tuanya, orang tua yang lagi besuk anaknya, teman main yang besuk sahabat baiknya, atau istri yang kangen banget sama suaminya maupun sebaliknya.

Gue sebenarnya mau bahas tentang banyak hal, takutnya nanti disalah artikan banyak pihak, jadi gue bahas yang general saja. Disana banyak juga yang seumuran atau umurnya diatas gue sedikit, cowok yang duduk disebelah gue contohnya. Dari perawakan, dia bisa banget jadi artis, ganteng, tinggi, putih, hidungnya mancung, ya tipe gue bangetlah. Makanya gue pas duduk disebelah dia, gue fokus banget ngelihatinnya. Eh, maap, jadi keluar topik. :))
Dari obrolan dengan ibunya, dia terjerat kasus narkoba. Sudah melakukan segala "cara" juga, tapi anaknya mau gak mau harus mendekam di penjara. Well, don't judge a book by its cover. Disana banyak yang bikin gue mikir seperti itu. Apa yang terlihat baik, gak selalu baik, dan sebaliknya.

Disana gue jadi pengen mewek, lo bisa lihat gimana keluarga tahanan kangen banget sama anggota keluarga yang mereka besuk. Jujur disana tempatnya agak "horor". Horor dalam artian disana suami-istri bisa melampiaskan kangennya kepada satu sama lain. IYKWIM, kecuali berhubungan seks ya. Gue pastinya lihat ada yang kangen-kangenan, yang paling bikin gue mewek bukan hal "itu" bikin gue pengen pas lagi gak ada pacar kayak gini, enggak. Gue lihat ada suami istri yang ngobrolnya mesra banget, tanpa ada adegan vulgar. Si istri kelihatan sayang banget sama suaminya, meski suaminya melakukan salah dan masuk penjara.

Oh Tuhan Maha Asik dengan segala rencananya, gue disana bersyukur banget. Mereka yang bersalah masih diterima keluarganya dengan baik. Pas gue lagi asik ngobrol, dari kejauhan gue lihat sosok yang gue kenal. Kadang yang gue sesalin, gue terlalu mau tahu sama keadaan sekitar, celingak-celinguk lihat kanan-kiri dan depan-belakang. Sosok yang gue kenal makin mendekat, jalan ke arah gue duduk ngobrol. Gue perjelas pandangan gue, dan mencoba meyakinkan diri gue sendiri kalau itu bukan dia yang gue kenal. Terlalu gak mungkin buat logika gue menerima apa yang ada, meski gue sendiri tahu bahwa gak ada yang gak mungkin di dunia ini.

Dia gak sendirian, dibelakangnya ada beberapa orang. Lo tau, baiknya berprasangka baiklah dulu dalam setiap hal. Itu yang gue lakuin sampai akhirnya gue sadar, dia pakai rompi hijau yang artinya dia tahanan disana. Setelah dia jalan ngelewatin dan ngelihatin gue, gue sebut nama dia tanpa suara, dan ternyata memang betul itu dia. Teman gue pas waktu sekolah dulu, yang bikin gue ngelus dada saking gak percayanya.

Pelajaran buat gue adalah gue memang bandel banget dan bukan dari golongan anak baik-baik, dosa sudah gak kehitung banyaknya. Cuma prinsip gue, gak apa-apa gue bandel dan banyak dosa, yang penting apa yang gue lakuin jangan sampai bikin malu orang tua dan orang-orang yang gue sayang, jangan merugikan orang lain. Biar akibat apa yang gue lakuin jadi urusan gue sama Tuhan nanti. Think more than twice before you do something bad in your life, because once you did, you can't rewrite it.


No comments:

Post a Comment