November 17, 2013

KaMi, Kata Mini.

Jika hujan hanya mengajarkanmu tentang kedinginan, datang padaku. Dengan senang hati akan ku tunjukkan apa itu kehangatan.

Kejarlah mimpimu, pun aku juga begitu. Jika kita memang berjodoh, dengan sendirinya kita akan dipertemukan waktu.

Pagi ini aku bermimpi tentangmu, namun aku memilih untuk terbangun. Karna dimimpiku pun kamu tetap dengan angkuh dan diammu.

Bahagialah bersamanya dulu, nanti diujung akan ada aku. Rumah tempatmu pulang, tempat segala beban menghilang.

Biarkan aku memantaskan diri, agar jadi istri  terbaik dan ibu dengan peluk terhangat untuk anak-anakmu, nanti.

Adalah kamu, yang namanya tak pernah luput dari doa. Yang hanya mampu kupandangi dari kejauhan saja.

Yang ku rindu disetiap pagi dan malam, yang tak aku pedulikan dengan siapa kamu sekarang. Cinta ini tetap ada, walau kau memaksanya untuk diam.

Lepaskan jas hujanmu ketika hujan, agar kau rasakan rindu yang ku leburkan disetiap tetesan.

Kali ini ku biarkan kau pergi. Bukan, bukan tak sayang lagi, jika jodoh pasti kau akan kembali. Nanti.

Yang tak kau tahu, Tuan. Rindu-rindu yang tak kesampaian sering mengubah dirinya sendiri menjadi gerimis di pipi.

Ijinkan aku mendaratkan cium di bibirmu yang manis. Agar terhenti tangismu yang gerimis.

Rinduku mungkin serupa gerimis bagi jendelamu, Sam. Tak cukup kuat mengetuk, lalu terabaikan.

Maafkan aku, Bu. Atas semua gerimis yang pernah menetes diwajahmu.

Jika rinduku hanya kau anggap debu, maka bersiaplah. Ada badai pasir yang datang menujumu.

No comments:

Post a Comment