July 9, 2014

Dan Saya Memilih....

Nah lama gak update blog, mumpung ada momen juga, saya mutusin buat bikin postingan baru. Hehehe momennya adalah pemilihan umum Presiden Indonesia periode 2014-2019. Saya bukan golongan putih selama ini, cuma gak terlalu antusias sama pemilihan model begini ini. Tapi pemilu kali ini berbeda, euforianya kerasa banget di social media. Saling olok sana sini antar pendukung capres-cawapres dengan jargonnya masing-masing yang membuat saya memutuskan untuk "mute" teman-teman yang terlalu fanatik sama jagoannya, dan menghiasi home Facebook dan Twitter bisa setiap hari tanpa jeda dengan info yang entah hoax atau memang fakta. Me bored as hell guys, you should know about that. :)

Memang itu hak mereka, tapi hak yang tidak fanatik juga untuk menikmati home social media mereka dengan berita yang berbeda dan tidak melulu sama kan? Maka dari itu, saya lebih baik unfollow atau kata halusnya "mute" daripada ini menjadi debat berkepanjangan. Karena adalah hal yang percuma menasehati orang yang fanatik dengan salah satu capres-cawapres, sama seperti ketika menasehati orang yang sedang jatuh cinta.

Ada 2 kandidat, bapak Prabowo-Hatta untuk pilihan pertama, dan pilihan kedua ada bapak JokoWi-JK. Jargon pertama ada salam 2 peci, yang kedua ada salam 2 jari. Jargon mana yang lebih menarik buat saya? Yang pasti jargon nomor....

2, ya nomor 2. Bukan jargonnya yang membuat saya tertarik, jujur, itu jargon biasa layaknya jargon nomor 1. Saya lebih tertarik dengan profil capres-cawapres dibaliknya. Hehehe ada beberapa alasan yang cukup masuk akal buat saya untuk memilih kandidat nomor 2. Tapi sebelumnya, saya ingatkan, ini adalah pendapat pribadi, dan ini sangat subyektif:

Demi keberagaman Indonesia, bukan keseragaman semata. Kenapa saya sebut ini paling pertama? Di capres-cawapres nomor 1 ada Ormas Agama Radikal yang suka seenak jidat sendiri terhadap pemeluk agama lain, AS FAR AS I KNOW. Jika ormas seperti ini, ormas yang kebetulan agamanya adalah agama mayoritas di negara ini, didukung oleh orang nomor 1 di Indonesia, saya tidak membayangkan betapa mereka akan benar-benar merasa diatas angin. Sedangkan saya punya saudara dan teman yang beragama diluar agama mayoritas tersebut, wajar jika ada rasa khawatir tentang bagaimana nasib mereka nanti di negara tercinta ini jika ormas tersebut semakin merajalela.

Jangan ada kejadian Mei 1998 lagi. Sekali lagi, jika ada niatan menyeragamkan Indonesia, ada kemungkinan kejadian seperti ini terjadi lagi. Ya, waktu itu saya masih kecil, saya tidak tinggal di Jakarta juga. Saya tidak membayangkan, ada lagi kejadian besar yang menyangkut suku, agama, ras, dan antar golongan. Biarlah Indonesia dengan keberagamannya saja.

For a better E-Sport Future. Separuh hidup saya, saya habiskan dalam dunia online game. Saya senang sekali ada foto yang mengatakan bahwa bapak JokoWi dan bapak JK akan memajukan dunia E-Sport di Indonesia, that was my dream. Gamers Indonesia lumayan disegani di South East Asia (SEA), gamers Indonesia terkenal "no bacot (banyak cocot, atau banyak ngomong) skill only". Ada sih yang banyak ngomong, bocah yang baru kenal online game sih biasanya, yang skillnya masih low banget. Ketika kita disandingkan dengan orang Singapura, Malaysia, Filipina, kita masih unggul dari mereka untuk skill individunya. Ini pengalaman selama main game online dari jaman Ragnarok Online private server masih booming sampai DotA2 sekarang. Jika memang bapak capres-cawapres menepati janjinya, saya rasa asik sekali kalo E-Sport bisa jadi mata pencaharian para gamers Indonesia. Imagine, The International 2014 got $10.000.000 for the prize pool, only for DotA2 championship. Menjanjikan banget kan karir di E-Sport? Asal tahu caranya menang aja, itu sudah bisa jadi pekerjaan yang menghasilkan. Ya meski ini tentang "go big, or go home", kalo kalah ya antara gak dapat apa-apa, atau dapat cuma sedikit uangnya. Hehehe

Saya sudah cukup menghargai teman-teman di social media manapun untuk mengeluarkan pendapatnya tentang capres-cawapres pilihannya meski saya bosan sekali dengan foto atau orang yang sama muncul terus menerus di home social media saya. Dan saya harap, kalian pun akan melakukan hal yang sama ketika saya sekali saja menyampaikan dukungan saya untuk capres-cawapres yang saya pilih. Siapapun yang terpilih nanti, saya harap Indonesia bisa menjadi negara yang lebih baik, baik didalam maupun luar negeri. Besar harapan saya agar presiden Indonesia yang baru untuk lebih mengerti kebutuhan para gamers dan netters akan internet dengan koneksi cepat. Agar tidak memilih orang macam bapak Tiffatul Sembiring lagi, percayalah pak, internet lemot pun bisa buat streaming atau bahkan download bokep atau film porno. Dan iya bapak, rasanya pas lagi asik ngegame, kemudian RTO atau disconnect itu semenyebalkan kelakuan bapak. Cheers!




Titis Ariwangi, #2dayforbetter2morrow :)