April 6, 2015

Ada Band - Haruskah Kumati.


Bagaimana mestinya?
Membuatmu jatuh hati kepadaku.
Tlah kutuliskan sejuta puisi.
Meyakinkanmu membalas cintaku.

Haruskah ku mati karenamu.
Terkubur dalam kesedihan sepanjang waktu.
Haruskah kurelakan hidupku?
Hanya demi cinta yang mungkin bisa membunuhku.
Hentikan denyut nadi jantungku.
Tanpa kau tahu betapa suci hatiku.
Untuk memilikimu

Adakah keikhlasan?
Dalam palung jiwamu mengetukmu.
Ajarkanmu bahasa perasaan.
Hingga hatimu tak lagi membeku.

Tiadakah ruang di hatimu untukku?
Yang mungkin bisa tuk kusinggahi.
Hanya sekedar penyejuk di saat ku layu.
Ku slalu menantimu hingga akhir masa.

*
Lagu galau dari jaman SMP akhir atau SMA awal seingat gue. Lagu yang pernah gue kasih ke beberapa orang dan pernah dikasih sama beberapa orang pastinya. It because karma does exist, itulah kenapa gue juga ngasih lagu ini ke orang lain juga. LOL XD

Dilihat-lihat dari lagunya, ada loh yang rela benar-benar mau melakukan apapun demi orang yang dia sayang bahkan sampai melebihi batas kemampuan dia mampu berjuang. Gue salah satunya, gue pernah melakukan hal yang sampai saat ini gue sesalin dan ada juga malah yang jadi bahan ketawaan keluarga besar dari mamah yang ada di Surabaya sampe beberapa waktu lamanya. Tengsin? Banget anjir. Hahaha!

Dulu gue heran sama lagu ini, pas ada yang ngasih gue lebih tepatnya, kok pada mau aja sih ngelakuin sesuatu yang kadang diluar nalar buat gue? Padahal gue mah biasa aja sama mereka. Dan ketika keadaan berbalik, hati gue lebih juara dari logika, gue ngerasain apa yang mereka rasain. Doing whatever I can just to make someone stay with me, no matter what. Gue mengesampingkan perasaan gue sendiri, perasaan mereka yang utama. Mau gue sakitnya kayak gimana juga yang penting mereka bahagia, yang penting mereka masih ada disamping gue.

Lama kelamaan sadar diri juga, tulus sama goblok bedanya tipis banget. Lebih tipis dari rambut manusia atau pembalut yang gak sampe 1 cm kalo gak salah. Tulus itu ketika kamu melakukan apa-apa tanpa mengharap adanya balasan dan tahu batasan. Kalo goblok? Begitu aja terus tanpa tahu kapan berhentinya. Sasaran empuk buat tukang manfaatin orang itu.

Gue sih ini, tahu batasanmu sampe mana. Berjuang buat orang yang disayang boleh banget, gak ada yang salah, selama masih masuk di nalar. Cuma harus benar-benar tahu kapan harus bilang enggak ketika kita memang gak mampu nurutin apa yang dia mau. Atau kita cukup sadar diri pas dia memang benar-benar menganggap kita cuma teman biasa. Jadi perlakukanlah dia selayaknya teman biasa.

Do not waste your time to the one who don't know how to value others time. Life is too short to waste it with the wrong one. ;)

No comments:

Post a Comment