August 4, 2015

Begini Salah, Begitu Benar.




Mau sharing kayak biasanya sih ini, terinspirasi dari curhat sama seorang teman dan kalo judulnya terinspirasi dari lagunya Dewi Dewi dengan judul yang sama. Hehehe
Mungkin buat orang lain, gue sekarang ini lagi ceritain aib gue sendiri dengan bangganya. Buat orang yang nunggu gue ngelakuin kesalahan terus buat bahan ketawaan apalagi. Buat gue sih sama sekali enggak ya. Biar gak ada orang lain melakukan hal yang sama aja, ataupun kalo ada, harus lebih pintar dari gue strateginya. :p

Temanya masih sama, kayak postingan sebelumnya. Cuma kali ini gue mengalaminya gak sendirian, ada teman gue, sebut saja namanya A. Cerita kita sama, sama-sama jadi pacar kedua dari mantan kita yang mau nikah. Bedanya adalah:
1. Gue sudah gak lagi jadi pacar kedua, meski masih ada selintas kepengenan jodohnya dia itu gue, bukan pacarnya. Hahaha FTW!
2. Kalo temen gue, mantannya sudah pasti nikahnya kapan. Kalo mantan gue masih belum pasti jadi nikah apa enggak. Kembali ke poin pertama, semoga gak jadi. Wkwkwkwkwkwk becanda kok.
3. Temen gue sama "pacar"nya sama-sama 1 kota, gue beda pulau.

Gue screenshot LINE gue sama dia, gue share dimari ya. Biar kalian bisa baca sendiri tanpa gue panjang lebar ngetik ulang. Nama sama beberapa hal sengaja gue sensor, biar kerahasiaan tetap terjaga dan gak kena UU ITE pencemaran nama baik. Hahaha ngomong tai lah gue ini. Here we go!







You can judge me (or us) bitch like someone did before, because bitch can't count that relationship actually is for 2 people only. Not three. I will accept that nickname, and I won't blame you for calling me that, it because of my own fault. Kata bang Napi (yang biasanya di RCTI tuh), "Kejahatan ada bukan hanya karena niat pelakunya, tapi karena ada kesempatan."

Well said, itu kan pembelaan lo doang karena lo yang jadi pacar kedua. Gue sadar kok yang gue lakuin salah, cuma alangkah baiknya melihat dari banyak sisi. Gue sendiri banyak gak bisanya kok melihat dari banyak sisi, dan ujungnya kayak yang ada di percakapan diatas. Jatuhnya gue kebanyakan ngerepotin orang yang gue sayang dengan melakukan kesalahan yang sama. Ya gak, Sayang? *Kali aja orangnya baca.*

Jangan melakukan sesuatu yang bodoh, yang bakalan lo sesalin nanti. Sempat terlintas dipikiran gue, buat gue ngomong langsung sama ceweknya loh waktu itu. Gue mau nantangin buat saingan sehat, kalo memang gue kalah pada akhirnya, kayak yang terjadi beberapa tahun ini, gue gak akan pernah muncul lagi. Tapi keadaan gak memungkinkan. Cuma kalo urusan tanggal dan bulan nikah sudah ditentukan begitu, I am a good girl. Will do nothing but watch and congratulate him. I was at that state before.

Saran gue buat yang masih setia nikung, jangan memaksakan kehendak. Apa yang dipersatukan Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Usaha dan sabarnya maksimalin, sambil berdoa, cuma kalo hasilnya gak sesuai sama harapan ya jangan mangkelnya gak ketulungan. Apalagi sampe ada niatan buat mengagalkan pernikahan orang, di agama dan masyarakat manapun rasanya itu bisa jadi dosa tak termaafkan.

Gue tau kok gimana gak enaknya ngestalk semua socmednya, eh kadang selalu ada pacarnya pacar yang muncul disitu. Gue pernah lah pasti kesel banget, pernah protes ke pacar juga. Cuma ya dia bisa apa? Bisa ngomong "Maaf ya, kamu yang sabar aja." Pacar mau majang foto kita disocmed dia dipikir goblok juga, sama dengan bunuh diri. Hahaha cuma jodoh gak akan pernah ketukar, seberapa lama dan jauh dia pergi, sesungguhnya kamulah tempatnya kembali. Atau gampangnya kita pake analogi foto pertama, kelas akan selalu jadi yang lebih utama dibanding kantin. Meski kantin bisa jadi lebih penting pas kita kelaparan. :)



No comments:

Post a Comment