March 6, 2016

"An End Is Just A New Beginning."

Supernova series (right to left): Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Akar, Petir, Partikel, Gelombang, Inteligensi Embun Pagi.)

Well, gue gak tau musti mulai darimana yang paling tepat. Mungkin gue ceritain dari awal gue jatuh cinta dengan serial ini beberapa tahun silam, tepatnya tahun 2013. Gue ada di Togamas Petra waktu itu, pasca gajian, dan belum tahu mau beli buku yang mana. Gue jalan ke rak buku teh Dewi "Dee" Lestari dan baca sinopsis dari Akar. Gue gak tahu, bahwa pada umumnya orang baca Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh dulu, sesuai urutan. Cuma gue putuskan buat jadi pembangkang (alah!), dimulai dari Akar, Partikel, Petir, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

There's a number also on every side cover of the book. Yang untungnya bisa kalian baca sesuai urutan, atau acak. It doesn't matter. :)


Kenapa gak sesuai urutan? Gue baca sesuai sinopsis yang gue suka, dan bakalan selalu ada dalam ingatan gue, sinopsis kehidupan Bodhi Liong lah yang bikin gue tertarik buat beli bukunya. Bodhi Liong seorang tattoo artist yang hidup dan anomali fisiknya menarik banget buat gue. Buku kedua jatuh ke Partikel, story about my one and only lovely lady, Zarah Amala. Seorang gadis keturunan Arab-Sunda yang hidupnya penuh kejutan dan buat gue, dia selalu berhasil bangkit dengan anggun ketika dia terjatuh karena banyak hal.

Gue mungkin bisa dibilang fans baru Supernova, bukan fans yang mengikuti kisahnya dari 15 tahun yang lalu. Iya, 15 tahun yang lalu. Terbukti dari cover buku gue yang sudah cetakan kesekian. Hehehe :D
But, gue bangga bisa menjadi salah satu fans berat serial Supernova. Bangga bisa menjadi pembaca petualangan dan kisah hidup Ferre, Rana, Diva, Reuben, Dimas, Bodhi, Kell, Ishtar, Elektra, Toni alias Mpret, Zarah, Paul, Alfa, Kalden Sakya, Niki Evans, Gio, Firas, Bong, Liong, Kas, Simon, Sati, Togu Urat, Ronggur Panghutur, dll.



Mungkin banyak orang menduga (gue juga salah satunya), bahwa Inteligensi Embun Pagi adalah buku terakhir serial Supernova. Tapi setelah membaca sampai habis 690++ halaman dalam waktu 2 hari, sepertinya bukan (semoga memang bukan). Masih banyak pertanyaan tersisa yang mengarah pada 1 kesimpulan akan ada buku selanjutnya. (AMIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEN!)

Inteligensi Embun Pagi menurut gue termasuk buku yang "ringan" diantara serial Supernova yang lainnya. Kenapa ringan? Karena selain banyak istilah-istilah ilmiah kayak di KPBJ (which is really not my favourite, sorry), banyak juga candaan kayak di Petir. Banyak kejutan seru yang disuguhkan teh Dewi didalam buku ini. Kejutan yang bikin gregetan, kejutan yang bikin ngakak sendiri, or kejutan yang bikin gue hampir nangis. Masih gak terima kalo harus ada yang pergi, meski itu bukan Bodhi. (Ops, spoiler!)

Gue bakalan dengan setia nunggu kok teh Dewi buat buku selanjutnya, karena gue masih kangen Bodhi Liong sama Zarah Amala. Gue bakalan selalu haus petualangan mereka. You call me nerd, or whatever for loving a book character, it's okay. Karena memang mereka pantas gue idolakan. Semoga pemain film yang memerankan Bodhi Liong nanti gak mengecewakan. Kalo emang jadi difilm kan sih teh. :D

*
Dokumentasi pribadi:
Barusan sadar kalo ditempat kerja, ada lambang Partikel. Rise and shine, Zarah!



Nah, ini Inteligensi Embun Pagi PO tanda tangan barusan datang (foto atas). Kalo foto bawah, pas bungkusannya dibuka, ada tulisannya begitu. Jadi senyam senyum sendiri. Hahaha

 
Sayang banget covernya sudah rusak pas pertama kali dibuka. :'(

 
Nah kok pas mau tamat, baru sadar kalo ada 1 halaman sobek, dan 2 halaman hilang. :'(((((((((((((((((((((

 
Supernova and its logo.
 


No comments:

Post a Comment